Relung Hati Sahabat

 

Dulu, saat semesta berkabar baik

Kita tak risau akan jarak

Raga kita selalu dekat tanpa sekat

Duduk bersama saling berkeluh kesah

 

Berbagi kisah soal cita, cinta dan impian

Bercerita, terdiam, menyimak, saling mencermati

Raut wajah berubah sesuai genre cerita

Seperti tayangan iklan di televisi, berganti otomatis


Kisah kita terus berjalan

Suka duka hadapi bersama

Saat serangan pesimisme menyerang

Kau hadir sebagai pendekar, menyemangatiku

 

Kau berbisik lirih di telingaku

Semangat! gapai semua impianmu

Kokohkan tekad, jangan rapuh

Hatiku terketuk seperti ada energi positif merasukiku

 

Sahabat, kau seperti air

Keberadaanmu penting, diharapkan seluruh makhluk di bumi

Termasuk aku, aku butuh kamu sebagai penyemangat

Tanpamu ragaku lemas, hatiku kering, hampa

 

Kini, semua kisah tentang kita telah usai

Berganti tentang si makhluk kecil bermahkota

Semesta juga tak lagi berkisah tentang kita

Semua tatanan hidup berubah saat ia datang


Datang tanpa ketuk pintu

Muncul tiba-tiba tanpa permisi

Semua kaget, panik, bingung

Seperti pergi tanpa bekal dan tak tahu tujuan

 

Hari demi hari tingkah si kecil semakin menjengkelkan

Perlahan, ia rebut nyawa manusia

Angka positif terdampak semakin melonjak

Berbagai media tak bosan berkisah tentangnya

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Coretan Keluh

Gapai Senyum